St. Petrus dan Paulus Klepu
Logo

Profile Gereja

St. Petrus dan Paulus Klepu

Gemati, Open, lan Ngopeni

Sejarah Gereja

Gereja Klepu bermula pada tahun 1912 ketika sebuah sekolah tingkat dasar yang pertama didirikan oleh Rm. Strater, SJ, seorang misionaris Jesuit. Keprihatinan terhadap tingginya jumlah penduduk pribumi yang masih buta huruf menggerakkan hati Rm Strater untuk mengentaskan masyarakat dari buta huruf. Saat itu, mayoritas umat berprofesi sebagai kuli di perkebunan tebu dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah. Sebagian dari mereka yang memperoleh pendidikan itulah yang kemudian mendapatkan pengajaran iman kristiani dan akhirnya memeluk agama Katolik.

Perkembangan ekonomi masyarakat setelah tamat dari sekolah rakyat pun meningkat. Minat untuk bersekolah pun meningkat. Benih-benih umat Katolik muncul dari berkembangnya sekolah-sekolah ini. Beberapa murid SR tertarik untuk mengikuti kursus pelajaran agama Katolik di Sedayu. Sebulan sekali, mereka mengikuti magang di Kotabaru. Baptisan pertama terjadi pada tahun 1916 di Gereja Santo Antonius Kotabaru.

Melihat semakin tingginya minat masyarakat untuk bersekolah, Rama Strater mendirikan sekolah lanjutan untuk SR yaitu Vervolgschool (VVS). VVS yang pertama ini didirikan di Ngijon. Kepala sekolah VVS yang pertama, Y. Tedjo Sastraatmadja, merelakan rumahnya di Gedongan sebagai kapel untuk berdoa dan magang baptis. Karena banyak murid VVS yang menjadi Katolik, ajaran Katolik menyebar ke daerah-daerah asal para murid VVS. Yang tertarik menjadi Katolik semakin banyak seiring dengan semakin banyaknya yang bersekolah di VVS Ngijon.

Pada masa ini, pengajaran agama Katolik memunculkan ciri khas tertentu yaitu pengenalan doa-doa yang tadinya menggunakan Bahasa Latin ke Bahasa Jawa. Walaupun Gereja Katolik baru memperbarui diri pada tahun 1960-an paska Konsili Vatikan II, termasuk dalam hal penerjemahan ke bahasa-bahasa lokal, hal ini sudah dilakukan puluhan tahun sebelumnya di Jawa. Penyebaran agama Katolik yang disertai inkulturasi ini sangat berpengaruh pada jumlah orang yang bersedia dibaptis setiap tahunnya. Dalam kurun waktu sepuluh tahun, dari tahun 1919 sampai tahun 1929, tercatat ada sekitar 150 orang yang dibaptis.

Pada tahun 1926, VVS Ngijon dipindahkan ke Klepu. Sebelumnya VVS di Ngijon ini hanya menumpang di rumah penduduk sebelah utara pasar Ngijon. VVS di Klepu menempati gedung milik sendiri. Tahun 1929 didirikanlah bangunan gereja di Klepu di depan Gedung sekolah untuk menggantikan kapel di Gedongan yang terlalu sempit menampung umat yang berkembang. Gereja Klepu diberkati oleh Mgr. Petrus van Wilkens, SJ pada tanggal 25 Agustus 1929 dan mendapat santo pelindung, Santo Petrus dan Santo Paulus.

Rama Strater kemudian membentuk kelompok-kelompok umat yang akan dikunjungi (visitasi) untuk pengajaran agama. Kelompok-kelompok umat ini dibentuk berdasarkan dusun tempat mereka tinggal semisal, Setran, Keron, Sejati, Ngento-ento, Kerdan, Daratan, Kleben, Godean, dsb. Pada perkembangannya umat yang tersebar tersebut menggunakan satu tempat yang sama untuk berkumpul dan dinamakan stasi. Di stasi-stasi itulah Rama Strater dan para rohaniwan lain baik yang berkebangsaan Eropa maupun yang pribumi serta para frater dari Kotabaru melakukan visitasi.

Pengalaman iman umat diuji pada masa pendudukan Jepang. Pemerintah militer Jepang melakukan pengumpulan secara paksa orang-orang berkebangsaan Belanda ke dalam suatu kamp konsentrasi, termasuk Rm Strater dan Rm Prenthaler meskipun kedua romo ini berkebangsaan Jerman. Umat Katolik menjaga gereja agar tidak dirusak dan mengganti salib di ujung menara dengan tempayan tanah liat (pengaron) karena pemerintah Jepang melarang penggunaan salib. Sekolah-sekolah milik gereja ditutup dan dijadikan markas militer Jepang. Seiring dengan kemerdekaan Indonesia, dua sekolah misi dibuka kembali. Dua sekolah yang disebut dengan sekolah kanisius tersebut yaitu sekolah Kanisius Klepu dan sekolah Kanisius Ngapak.

Tahun 1951 dibangun gereja baru di sebelah barat gereja lama. Gereja baru ini diberkati oleh Uskup Mgr. Soegijapranoto, SJ pada tanggal 23 Agustus 1953. Pada masa ini Rama P. van Wurkens, SJ sebagai “Gembala Umat” yang berkarya di Paroki Klepu. Rama P. Van Wurkens, SJ mendirikan SMP Kanisius Klepu. Selain SMP Kanisius, berdiri juga SMP Santo Yusup pada tahun 1956 dan SMP Santo Albertus di Godean pada tahun 1957.

Tahun 1955 Stasi Klepu-Ngijon resmi menjadi Paroki Klepu, saat itu Rama Hardaparmoko Adalah Rama pertama Paroki Klepu sehingga dikenal sebagai Bapak Pendiri Paroki Klepu.

Pada masa Romo Taks (1964-1975) terjadi banyak perubahan dan perkembangan, diantaranya yaitu pendataan umat, penggantian istilah stasi/kukuban menjadi kring, Pembangunan pastoran, hingga menjadi pelopor beridirnya poliklinik pantibaktiningsih Klepu dengan dibantu oleh para suster charitas Palembang.

Setelah Rama Taks berpindah tugas dari Paroki Klepu ke Paroki Delanggu di tahun 1975, pendidikan di Paroki Klepu semakin berkembang dengan didirikannya sekolah-sekolah, yaitu SMA Albertus Godean, SPG Albertus Klepu, SMA Santi Dharma Godean, SPG Budi Mulia Padon, dan SMA Naraputra. Pendidikan di Klepu ini juga dibantu oleh para Bruder Budi Mulia dan Suster-suster Hati Kudus. Pada dekade 80-an, jumlah baptisan di Paroki Klepu meningkat hingga lebih dari 500 orang setiap tahunnya. Tempat pelayanan juga tidak hanya di paroki melainkan di kapel-kapel seperti Kapel Pojok, Kapel Gatak, Kapel Kleben, Kapel Godean, Kapel Sejati, Kapel Daratan, dan Kapel Ngento-ento. Tahun 1986 di Jitar didirikan sebuah tempat ziarah yaitu Gua Maria Sendang Jatiningsih. Kemudian sekitar tahun 2019, mulai dirintis Gua Maria Bunda Penolong Abadi yang terletak di Stasi Pojok.

Sampai pada pertengahan tahun 2000, Gereja Santo Petrus dan Paulus Klepu berada di bawah penggembalaan pastor-pastor Serikat Yesuit (SJ). Selanjutnya, pada pertengahan tahun 2000, tongkat penggembalaan diserahkan dari Serikat Yesus (SJ) ke Keuskupan Agung Semarang (KAS) dan yang menjadi Rama Paroki di Klepu adalah Rama Modestus Supriyanto, Pr. Pada perayaan 75 tahun Paroki Klepu tahun 2005, jumlah lingkungan yang tadinya 53 lingkungan dimekarkan menjadi 81 lingkungan dan kini menjadi 83 lingkungan.

Background

Visi & Misi

Visi

Umat Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu, dalam bimbingan Roh Kudus, mewujudkan diri sebagai persekutuan paguyuban murid-murid Yesus Kristus yang menghadirkan Kerajaan Allah, yang meneguhkan, memberdayakan, memerdekakan warganya dan masyarakat, dan melestarikan keutuhan ciptaan.

Misi

  1. 1. Mencerdaskan dan memperdalam penghayatan iman seluruh umat serta memberi perhatian pada panggilan khusus dalam Gereja.

  2. 2. Memberdayakan dan mengembangkan kerjasama yang sinergis dari berbagai paguyuban yang ada.

  3. 3. Menyelenggarakan pelayanan bagi umat dan masyarakat, khususnya yang KLMTD dengan semangat cinta kasih, persaudaraan, dan gotong royong.

  4. 4. Menumbuhkembangkan kepedulian terhadap keutuhan ciptaan dan membudayakan pola hidup bersih dan sehat.

  5. 5. Menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan dan mengembangkan peran dan partisipasi umat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan  politik.

Jadwal Misa

Jadwal pelayanan misa

Jadwal Misa Mingguan

Sabtu

  • 16:00Bahasa Jawa

Minggu

  • 06:00Bahasa Jawa
  • 08:00Bahasa Indonesia
  • 17:00Bahasa Indonesia

Jadwal Misa Harian

Senin - Sabtu pukul 05.30 WIB

Jadwal Misa Jumat Pertama

Jumat pertama pukul 18.00 WIB

Lokasi & Kontak

Kunjungi atau hubungi kami

Gereja Katolik St. Petrus & Paulus Klepu

Alamat

Klepu, Sendangmulyo, Minggir, Sleman, D.I. Yogyakarta, 55562